“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Tuesday, October 25, 2016

Khutbah Jum’at – Ketika Usiaku Sudah 40 Tahun

 

“hatta idzabalagho asuddahu, wa balagho arba’ina sanatan qola, robbi au zi’ni, an askuronikmatakallati an’amta alayya, wa’ash lih li, fiy dzurriyyatih, inni tubtu ilaika, wainni minal muslimin”

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,

Ada seorang penulis dari Mesir, dia menulis dibukunya, ketika umur dia 40 tahun (Hijriyah). Dia mengatakan: Aku sudah sampai puncaknya piramid, sekarang posisi aku sudah mau turun, jadi kalau seseorang sudah berjalan sampai dipuncak, sekarang dia tinggal turunnya.

Dia bilang, aku tidak tau apakah perjalanan turunku ini akan nyaman, atau perjalanan turunku itu akan cepat dan aku masuk kedalam kubur, karna ada orang yang sudah umur 40 setelah 41, mati.  Kemudian dia mengatakan: dia mengingat tentang angan-angan dia, ketika dia masih kecil, dia ingin punya ini dan itu. Ketika usianya sudah 40 tahun, dia mulai berfikir untuk mengumpulkan bekal menuju ke kuburan.

Umat Rasulullah Salallahualaihiwassalam, sebagaimana disebutkan oleh Beliau: a’maru ummati ma bayna sittiin wasob hi, umur umatku itu antara 60-70. Wa aquluhum ma yajuzu dzalik. Sedikit yang lewat dari 70 tahun. Kalau ada yang lebih dari 70, Alhamdulillah itu nikmat dari Allah subahallahuwata’ala, karena kata Beliau: khoirunas, manthola umruhu waha sunah amalihi, sebaik-baiknya manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Wa syarunnas manthola umruhu  wasa’a a’maluhi. Seburuk-buruknya manusia adalah yang panjang umurnya dan buruk amalannya.

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Sebagian ulama membagi kehidupan itu menjadi 3 bagian. 20 – 20 – 20, yaitu 20 tahun masa muda, antara 20-40 tahun adalah masa kematangan, setelah itu antara 40-60 adalah masa persiapan untuk mati.

Allah subahallahiwata’ala berfirman didalam surat Al Ahqaf ayat 15: “hatta idzabalagho asuddahu, wa balagho arba’ina sanatan qola, robbi au zi’ni” sehingga tatkala seseorang hamba tu telah sampailah pada puncak kematangan dia (sampai umur 40 tahun) dia berkata“rabbi au zi’ni” ya Allah bantulah aku, “an askuronikmatakallati an’amta alayya” agar aku dapat bersukur atas nikmat yang engkau berikan  kepada aku “wa ‘ala walidayya” dan nikmat yang engkau berikan kepada orang tuaku,“wa’an a‘malan sholiha” dan bantulah kami untuk beramal sholeh,“wa’ash lihli fiy dzurriyyatih” dan perbaiki untukku di keturunanku. “Inni tubtu ilaika, wainniminal muslimin” aku bertaubat, aku kembali kepadaMu dan aku termasuk orang-orang yang muslim.

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Umur 40 tahun adalah umur yang seharusnya seseorang harus berfikir lebih panjang lagi.  Dia berada di persimpangan jalan terakhir, kalau kau salah pilih jalan, maka habis sudahlah. Seakan-akan didepannya dia jalan ke kanan adalah jelas menuju ke surga, jalan kedepan menuju neraka, dan jalan kekiri tidak tau ga’ jelas. Tapi ada orang yang sudah 40 tahun, masih bingung mau milih arah yang mana dia, sehingga terkadang dia melangkahkan kakinya ke neraka Allah na’u dzubillahi minannar.

Kata dokter kalau orang sudah 40 tahun makannya tidak pakai mulut, tapi makannya pakai otak. Maksudnya, makannya itu mulai berfikir, yang ini kolesterol, yang ini gula, yang ini asam urat, yang jelas tidak sembarangan dia makan. Karna dia tau, fungsi organ-organ ditubuhnya sudah tidak sama lagi dengan ketika dia masih muda. Ketika umur 25 tahun, ketika di hadapkan 50 tusuk sate kambing, bisa kita habiskan, begitu umur 40 tahun kita akan berfikir mungkin hanya sate ayam saja yang bisa kita makan. Jadi sudah saatnya kita berfikir, karena untuk kebaikan kita sendiri.

Begitupun dalam urusan agama, sudah saatnya kita harus bersiap-siap, sudah lewat 40 tahun Allah berikan umur kepadaku, apa yang telah aku lakukan selama ini. Imam Bukhari, didalam kitab shahihnya, menyebutkan: "bab man balaghi sittina sanah, faqod a’dzarallahu ilaihi fil umr", bab yang berkaitan dengan orang yang berumur 60 tahunan. Allah telah memberikan udzur dan alasan kepadanya, kalau dia tidak bertobat maka adzab balasannya. Jadi kalau sudah usia 40 sampai 60 tahun masih belum bertobat, maka bahaya yang seperti itu.

Allah berfirman di Surat Fatir ayat 37: “wahum yastarihunna fiiha”, orang-orang yang ada di api neraka itu menjerit, berteriak, “robbana akhrijna” ya Allah keluarkan kami dari api neraka ini. Untuk apa? “na’mal sholihan ghoiralladzi kunna na’mal”, agar kami bisa beramal shalih, tidak seperti amal yang dulu yang pernah kami amalkan. Lalu dikatakan kepada orang yang di adzab dineraka tersebut: “awalam nu ‘amirkum, maa yatazakaru fiihim mantazakaru jaa‘akumun nadzir”, bukankah kami sudah memberikan umur kepada kalian, sudah ditambah waktunya, sudah ditambah kesempatannya, peluangnya. Tapi sayangnya kalian tidak ingat kecuali orang yang memiliki hati dan mengingat Allah subhanallahuwata’ala.

“wa jaa ‘akumun nadzir”, dan telah datang kepada kalian peringatan! Apa peringatan itu? Disebutkan oleh Abu Khurairah radiallahu ta’ala ‘anhu: peringatan itu adalah asyaib (uban), kalau yang punya uban ketika bercermin, ya Allah sudah tua aku, itulah peringatan. 

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Al Hajjaj Ibnu Abdilla Al Hakam, salah seorang penguasa Bani Umayyah di Damaskus Suriah, semoga Allah memberikan kekuatan kepada saudara-saudara kita kaum muslimin yang ada di Suriah disana, dan menurunkan pertolongan kepada mereka. Kata Hajjaj ibnu Abdilllah  mengatakan: aku meninggalkan dosa dan kemaksiatan selama 40 tahun karena malu sama orang, kemudian setelah 40 tahun aku meninggalkan dosa karena malu sama Allah subhanallahi wata’ala.
Bayangkan, Allah kasih umur kepada kita, Allah kasih rizki kita, Allah kasih semuanya, tetapi kita masih berbuat dosa, 40 tahun Allah kasih kesempatan, tapi kita tidak segera berubah. Seharusnya kita bisa mencontoh Hajjaj ibnu Abdillah tersebut.

Kalau kita dengar ucapan-ucapan ulama salaf, peringatan-peringatan yang mereka berikan kepada siapapun yang sudah berumur 40 tahun sebaiknya berjaga-jaga diri. Karna kita tidak tau kapan kita akan mati. Ada orang naik motor, kena serangan jantung langsung mati, ada yang mati ditempat kemaksiatan, ada yang 7 orang mati sekaligus karena minuman oplosan.

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Lantas apa amalan yang harus dipersiapkan kalau sudah 40 tahun? Dan untuk yang belum umur 40 tahun juga harus bersiap-siap diri. Allah subhanallahuwata’ala berfirman: “wawasoynal insaa nabi wali dayhi ihksana, khamallatu uhmuhu qur’an wawadho ‘atu qur’an, wahamluhu wafisholuhu tsalatunna sakhro, hatta idzabalagho asuddahu wabalagho arba’ina khasanah”Allah menceritakan bahwa kami telah mewasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya. Allah juga menceritakan tentang peran orang tua kita. Ibu kita yang mengandung kita selama 9 bulan, dalam kondisi lemah, ditambah beban diperut dia, kemudian menyusui selama 30 bulan, kemudian disaat kita sudah usia 40, kita sudah punya istri, bahkan punya anak, mulai sibuk dengan pekerjaannya, dan lupa sama orang tua. Kita harus tau bahwa orang yang paling berhak kau hormati dimuka bumi ini adalah orang tuamu, apa lagi ibu. 

Maka doa orang yang sudah 40 tahun ini :“Robbi ‘au zidni an ‘askuro nikmatakallati an’amta alayya wa ’ala walidayya” ya Allah aku bisa seperti ini karna engkau, berikanlah kekuatan dan nikmat kepada aku untuk bisa berbakti kepada kedua orang tuaku. Maka orang yang sudah berumur 40 tahun membuka lembaran baru, sampai mana aku sudah berbakti kepada orang tuaku.

Pernah sahabat bertanya pada Rasulullah, ya Rasulullah siapakah orang yang paling berhak mendapatkan penghormatan dari aku, apa kata Rasulullah? Ibumu, lalu sahabat bertanya lagi setelah ibu siapa lagi ya Rasulullah? Kemudian ibumu, sahabat bertanya yang ketiga siapa lagi ya Rasulullah? Kemudian ibumu. Tanya lagi yang ke empat, baru setelah itu bapakmu. Istri dimana? Setelah bapak, apalagi anak-anak. Jadi kalau ada 100 orang yang harus kita hormati dibumi ini, yang pertama adalah ibu, kedua ibu dan ketiga adalah ibu.

Sekali lagi, orang kalau sudah usia 40 tahun, biasanya banyak sibuk dengan keluarganya, jarang berkunjung ketempat orang tuanya, telephone jarang, punya rizki lupa sama orang tuanya, karna berpikir saya sudah punya keluarga sendiri. Tapi ingat, walaupun engkau Jendral berbintang 4, punya pasukan beribu orang, ketika engkau dihadapan ibumu, pangkatmu hanya anak, tidak lebih dari itu. Engkau akan dipanggil nak dan engkau akan memanggil dia dengan panggilan ibu.

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Maka coba kita lihat, apakah kalau kita punya rizki, sudah kita hadiahkan kepada orang tua kita? Kita beli rumah, beli kendaraan, beli ini-beli itu, beliin istri kita, beliin anak-anak kita, tapi kita lupa tidak membelikan orang tua kita. Maka orang yang dekat sama orang tuanya, apalagi tinggal berdekatan, janganlah kita bilang sibuk tidak sempat mengunjunginya, sesibuk apapun kita, dahulu ibu kita lebih sibuk mengandung kita selama 9 bulan, dalam kondisi dia harus masak, dia harus ngepel, dia harus nyapu, dia harus mempersiapkan rumah, demi engkau. Apakah sekarang engkau mengatakan sibuk dengan pekerjaanmu?

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Kemudian yang kita minta kepada Allah “wa‘an a’mala sholihan tardho”, bantu aku ya Allah untuk bisa beramal sholeh. Yang mungkin dulu sholatnya jarang-jarang, yang mungkin dulu sholatnya dirumah untuk laki-laki, sekarang umur 40 sholatnya di masjid. Terkadang kita di panggil “hayya ala Shollah”, kita masih dirumah, ngobrol, nonton, padahal yang manggil itu adalah yang menciptakan kita. Kalau bos kita manggil kita bisa segera datang, padahal kita datang dengan kaki pemberian Allah, kita berbicara dengan bos kita dengan mulut pemberian Allah, kita melihat dengan mata pemberian Allah. Kenapa tatkala yang memberikan semua anggota tubuh kita, minta kita kerumahnya (ke rumah Allah subhanallahuwata’ala) kita malas untuk datang?

Kita dipanggil bos yang cuma menggaji 1.5 juta atau 8 juta kita begitu bangganya, sementara harga 1 tangan kita yang Allah ciptakan bisa milyaran rupiah. Harga mata kita milyaran. Apa pantas kita tidak memenuhi panggilan Allah untuk kerumahnya dibanding dengan panggilan bos kita? Oleh sebab itu mulailah dari sekarang, kita berusaha sholat 5 waktu dimasjid untuk yang laki-laki.

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Selanjutnya ketika umur 40 tahun yang harus kita persiapkan adalah perbanyak sedekah, kita punya rumah mewah, kendaraan mahal, harta berlimpah tidak dilarang, akan tetapi perlu kita ingat, yang kau mau bawa ke akhirat itu yang mana? 

Allah subhanallahuwata’ala mengatakan: “alhakumutakatsur hatta dzurtumul makhobir”, kalian disibukkan berbanyak-banyak harta sampai mati, akhirnya tidak ada yang dibawa satupun. 
Rasul mengatakan ada 3 yang akan mengantarmu ke kekuburan: “maaluhu, wa ahluhu, wa a’maluhu”, pertama harta, kedua keluarga, dan ketiga amal. Akan tetapi harta dan keluarga akan pulang dan yang tinggal hanyalah amal kita.

Kemudian orang yang berumur 40 itu biasakan perbanyak berdoa “wa ’ash lihli fiy dzurriyyatih” ya Allah perbaiki untukku di keturunanku. Karna terus terang anak itu juga termasuk penyambung untuk amal kita. Jadi kalau kita banyak anak, maka peluang untuk didoakan sama anak kita, semakin banyak pula.

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Selanjutnya perbanyak doa“Inni tubtu ilaika” ya Allah aku bertobat kepadamu, aku kembali kepadamu atas segala dosa-dosa yang pernah saya lakukan. Usia 40 tahun adalah usianya bertobat atas segala dosa-dosa yang sudah kita lakukan sebelumnya. 
Rasulullah mengatakan, ada 3 orang yang Allah tidak akan berbicara kepadanya dihari kiamat nanti, Allah tidak akan memandang mereka, Allah tidak akan mensucikan mereka dan mereka akan mendapat azab yang pedih, pertama yaitu “syai’un dzanin”  orang tua yang berzina, maksudnya usia 40 tahun itu sudah termasuk orang tua. Kedua “wa malikun kadzab” raja atau penguasa yang suka berdusta, yang menjanji-janjikan kepada rakyatnya tapi tidak pernah ditepati, dan ketiga “wa ‘a’ilun mustakbir” orang miskin yang sombong.

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Yang terakhir di doa ini seorang yang sudah 40 tahun mengatakan “wa inni minal muslimin” aku termasuk orang-orang islam, orang yang berserah diri kepada Allah subhanallahuwata’ala, Karena memang pesan Allah “wala tamuttunna illa wa ‘antum muslimun” jangan kau mati, kecuali dalam kondisi muslim.

Sekali lagi, untuk yang sudah berusia 40 tahun perbanyak membaca surah Al Ahqaf ayat 15 ini, anak-anak kita kita ajarkan: nak doakan bapak ya, bapak sudah tua, nak mintakan ampun bapak ya. Karna kita ingin anak-anak kita diperbaiki.  Maka tolong perhatikan yang seperti itu. Haza huallah hu’a’la bissawab.


Khutbah ke 2
Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Pernah seorang sahabat datang kepada Rasulullah, dia berkata, wahai Rasulullah bapakku mengambil hartaku, kata Rasulullah salallahu ‘alaihiwasallam: panggil bapakmu. Dipanggillah bapaknya yang sudah tua renta. Rasulullah bertanya: wahai orangtua, ini anakmu melaporkan bahwa kamu mengambil harta anakmu. Si bapak ngomong: ya Rasulullah, apa tidak boleh saya mengambil harta dia ya Rasul? Aku yang membesarkan dia, aku yang tidak tidur malam demi dia, aku yang merawat dia, yang ngasih makan dia, apa tidak boleh ya Rasulullah ketika dia sudah besar, ketika dia sudah memiliki harta, apa tidak boleh saya mengambil harta dia? Tanyakan kepada dia, untuk siapa aku berikan harta dia. Subhanallah…
Akhirnya Rasullullah mengatakan kepada kepada sahabat yang bertanya tadi: “Anta wa baluka li abi” Kau, tubuhmu semua ini, dan semua hartamu adalah milik bapakmu, milik orangtuamu. 

Terkadang kita lebih mementingkan memberi anak-anak kita, yang belum tau apakah dia akan berbuat baik kepada kita nantinya. Daripada orang tua yang sudah jelas berbuat baik pada kita, sampai kita jadi orang. Jadi sikap kita kepada orang tua kita, kalau dia minta apapun, kasihkan yang terbaik buat dia semampu kita.

Narasumber:
Ceramah Umum Ustadz Syafiq bin Riza bin Basalamah

Semoga bermanfaat,
Ded Lee